Ketawa dan airmata Itu sebenarnya cinta Kalau kau sedih pasti ku rasa Begitu sebaliknya
Ku senang engkau cemburu Itu tanda kau sayangiku Baru kau takut kehilanganku Begitu juga aku
Ku juga suka bila kau curiga Itu mengajarku erti setia Apa pun sikapmu aku terima Asalkan ada kebaikan Walaupun sering kau ku tinggalkan Itu tiada bermakna Kau ku abaikan
Memang sesekali sikapmu Membuat aku jemu Hingga kau takku pedulikan Untuk menyedarkan
Belum pernah ada cinta Di dalam kehidupan manusia Sepanjang masa bahagia Tanpa air mata...
Tergamaknya engkau menghiris Hatiku yang menyayangi Pedihnya bicara terakhir Menikam ke sanubari Kau menghilang entah ke mana Tinggalkan ku merana Tak terdaya aku menolaknya Rasa pahit aku telah jua
Tidakkah kau punyai rasa Kasih sayang di jiwa Sebagaimana yang ku rasa Bila diri ini dilamun cinta
Betapa hancurnya hatiku ini Manis janjimu hanya di bibir Ku sayangmu sepenuh hati Sanggup kau belah dua Cinta kita Sebaknya dadaku bila terkenang Saat bahagia kita berdua
Di kala itu kau sungguh manja Rupanya sementara Apakah sebabnya oh sayang Kau merubah fikiran
Tidak dapat ku nafikan Diriku sukar ku lupakan Biar pedih hati terhiris Rinduku tidak terhakis Andai engkau sedang gembira Aku jangan dilupa Sendiri ku memendam rasa Dipukul gelombang Kenangan silam
Alangkah hancur dan berkecainya hatiku Bila ku terdengar berita perkahwinanmu Gementar hatiku diam tak terkata Menahan sebaknya di dada
Kutahukah engkau sesungguhnya hati ini Masih lagi menyayangi dan merinduiku Dan belum pun sempat ku membalut luka Kau menambahkan lagi kelukaan ini sampai hatimu
( korus ) Setelah kian lama terpisah Ku harap akan bertemu lagi Puaslah aku menunggumu Namun kau masih membisu
Rupanya engkau sudah pun ada pengganti diriku Patutlah kau tak pedulikan ku Oh berderai airmata ku mengiringi hari Persandinganmu
Walaupun pahit kenyataan ini Terpaksa aku hadapi Kenangan lalu terimbas kembali Terhiris hatiku